Support my blog by clicking the Ads, TQ

TANGAN YANG MEMBERI LEBIH MULIA DARIPADA TANGAN YANG MENERIMA. SEKECIL MANA SUMBANGAN YANG DI HULURKAN, IA CUKUP BERMAKNA KEPADA SI PENERIMA YANG HIDUP SERBA KEKURANGAN, MALAH ‘BUAH TANGAN’ YANG TIDAK SEBERAPA ITU MAMPU MENERBITKAN SENYUMAN, WALAUPUN CUMA UNTUK SEKETIKA

Search This Blog

Isu Tari Pendet - Kesalahan Discovery Channel

Thursday, September 3, 2009


Salam Ramadhan,

Yang harus rakyat Indonesia yang emosi tahu tentang isu Tari Pendet yang sebenarnya adalah kesalahan Discovery Channel.

Isu tari pendet di dalam iklan.
Presdir KRU Norman Abdul Halim mengakui telah memproduksi film dokumenter tentang Enigmatic Malaysia atau Malaysia yang mengandung teka-teki. Ada enam film dokumenter yang diproduksi oleh KRU Sdn Bhd, sebuah "production house" (PH), Malaysia dan dijual ke DC.

Enam film dokumenter itu ialah "The Melakan Portuguese - Preserving Their Heritage, "Bajau Laut - Nomad of The Sea", "Keris - The Myth & The Magic" dan Kellie's Castle - Myth & Mystery", dan "Batik" dan "Wau". "Film ini diputar Discovery Channel di 23 negara di seluruh dunia," kata Norman.

"Serial ini bukan film promosi wisata Malaysia. Ini adalah film serial dokumenter. Ini bisnis murni antara production house kami dengan Discovery Channel. Tidak ada keterlibatan pemerintah Malaysia, baik itu kementerian pariwisata atau kementerian penerangan dan kebudayaan Malaysia," katanya.

Ia mengaku baru tahu kemarin bahwa film dokumenter itu telah menimbulkan kemarahan di Indonesia setelah para wartawan Indonesia minta wawancara.

"Di sini saya tegaskan bahwa memang betul kami yang produksi enam film dokumenter, tapi film promosinya sendiri yang buat adalah Discovery Channel sendiri. Bukan kami. Bukan kementerian pariwisata dan bukan kementerian penerangan dan kebudayaan Malaysia," tegas Norman, yang orang tuanya berasal dari Sumatera Utara.

Akibat kesalahpahaman itu, Presdir KRU itu mengaku menjadi repot karena kementerian luar negeri, kementerian pariwisata dan kementerian penerangan dan kebudayaan Malaysia menanyakan dan minta laporan atas kasus ini.

Dalam film dokumenter itu, memang ada disinggung tentang Indonesia, yakni dalam film batik. "Dalam film ini, kami ungkapkan fakta sejarah bahwa batik Malaysia itu asalnya dari batik Jawa. Kami ceritakan sejarah datangnya batik dari Jawa ke Malaysia. Ini fakta sejarahnya yang tidak boleh diabaikan," kata Norman.

"Dalam film itu ditayangkan juga kebudayaan Jawa yang ditunjukan dengan tarian Jawa bukan tarian Pendet Bali. Jadi film promosi yang dibuat Discovery Channel tidak mengambil dari potongan film kami, tapi mungkin diambil dari dokumenter milik Discovery Channel sendiri," katanya.

KRU Sdn Bhd mengaku khawatir dengen pemberitaan dan kesalahpahaman tentang film dokumenter ini di Indonesia karena perusahaan dia banyak kerja sama dengan artis Indonesia, misalkan dengan Melly Goeslaw.

KRU punya kantor cabang di Jakarta. Dari 60 karyawan KRU, ada 10 warga Indonesia dan merupakan profesional di bidang film yang direkrut oleh PH Malaysia itu.

Tidak lama kemudian KBRI memberikan foto copy, email permintaan maaf Discovery Channel Inc kepada Dirjen di Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia.

Dalam emailnya kepada Dirjen NBSF (Nilai Budaya Seni dan Film) Tjejep Suparman itu, Direktur Regional Asia Advertising Sales Discovery Channel Inc, Angie Santa Maria, menegaskan bahwa film promosi serial dokumenter Enigmatic Malaysia itu bukan dibuat oleh kementerian pariwisata Malaysia.

Angie mengakui bahwa itu adalah kesalahan dari staf promosi Discovery Channel. Email itu dikirim kepada Ditjen NBSF, Senin, 24 Agustus 2009.

Ia berjanji akan minta maaf secara langsung kepada menteri pariwisata dan kebudayaan Malaysia Jero Wacik.

Utusan Menbudpar Ketut Wiryadinata berjanji akan memberikan laporan semua ini kepada menteri pariwisata dan kebudayaan Jero Wacik. "Sikap keras rakyat Indonesia atas kasus ini mungkin tidak terlepas dari rentetan isu kebudayaan Indonesia-Malaysia selama ini, misalkan kasus batik, Reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange, dan Angklung," kata Ketut.

Dengan demikian, tari Pendet yang muncul di film promosi Enigmatic Malaysia bukanlah promosi wisata Malaysia. Bukan juga diproduksi dan didanai oleh kementerian pariwisata, kementerian kebudayaan Malaysia atau PH Malaysia, tapi dibuat oleh Discovery Channel yang berbasis di Singapura.

DC Asia Inc pun sudah mengakui bahwa kesalahan ada di staf bagian promosi mereka. DC Asia Inc pun sudah menyatakan permohonan maaf atas kesalahan itu kepada kementerian Pariwisata Indonesia.

Tuduhan Malaysia telah mengklaim tari Pendet Bali itu tidak benar. Dan DC menyatakan tari Pendet itu milik Malaysia juga tidak benar, yang benar tari Pendet itu memang milik Indonesia dan Bali.

Nota:
Di harap Discovery Channel TIDAK membuat silap lagi & pada MEDIA Indonesia, Tolong verified dulu sesuatu cerita sebelum menyiarkan sesuatu berita, jangan hanya mau menaikkan rating MEDIA anda.

2 Comments:

Anonymous said...

Betul le...saya pun tak tahu kenape rakyat indonesia emosi sangat...kalau nak ikutkan warganegaranya datang kat malaysia dgn secara haram, dan melakukan banyak kesalahan setengahnya biadap/kurang ajar di malaysia ada rakyat malaysia emosi/melatah...? yang penting kitaorang ada undang2 serta tidak cepat melatah. Rakyat malaysia tak heran pasal tarian itu, malah setengah tak tahu pun pasal kontroversi tarian itu. Org malaysia pentingkan kerukunan/keamanan/kemakmuran/keagamaan di dunia dan akhirat...

Comic Lover said...

disebabkan perkara yg sebegini kecil dah pun diperbesarkan oleh segelintir anti Malaysia di Indonesia, byk blog2 mencaci dan menghina negara kita...

bagi saya semua tu x penting, yg penting kita dah 52 thn merdeka dan terus maju dan maju..

Amin...

Web Pages referring to this page
Link to this page and get a link back!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...